Senin, 29 April 2013

Topeng Pesanggrahan



Topeng Pesanggrahan adalah sebuah wadah kreasi pemuda dalam mengekpresikan karya arsitektur Betawi (topeng betawi, boneka ondel-ondel duduk, tehyan, miniatur ondel-ondel, miniatur rumah Betawi) berdiri sejak tahun 2005 di Jl. H. Syatirih RT. 002 RW. 03 Kel. Ulujami Kec. Pesanggrahan Jakarta Selatan oleh para pemuda pecinta seni artsitektur Betawi. Topeng Pesanggrahan terus berusaha untuk menciptakan inovasi-inovasi baru dalam berkarya, melalui wadah diskusi rutin setiap minggunya terciptalah beberapa karya inovasi arsitektur Betawi dengan memanfaatkan kembali barang yang tidak terpakai seperti : kardus, koran, bambu, kayu, triplek, sterefom sebagai bahan dasar sebuah karya. 1. Topeng terbuat dari kardus bekas. Alat yang dibutuhkan : gunting, blender, karton, kardus, sagu, cat. Pembuatan topeng ini diawali dengan mempersiapkan cetakan topeng yang terbuat dari karton, selanjutnya siapkan beberapa kardus bekas dipotong kecil-kecil dan diblender selanjutnya potongan kardus yang telah diblender ditempelkan dengan menggunakan lem sagu yang telah dimasak sambil ditekan menyesuaikan tekstur muka cetakan topeng yang telah dibuat, setelah itu baru dijemur sampai kering. Setelah kering dilakukan pengecatan. 2. Boneka ondel-ondel terbuat dari bambu dan sterefom. Alat yang dibutuhkan : bambu, sterefom, kayu, triplek, gergaji, martil, paku, amplas, pisau carter, semen putih, cat, koran, ijuk, bahan saten kiloan. Diawali dengan membuat rangka kepala dengan triplek dengan dimasukkan sedikit potongan sterefom yang dibentuk, selanjutnya membuat rangka badan dengan bambu dan diselipkan potongan sterefom sampai padat agar berbentuk badan ideal. Kemudian membuat rangka kaki dari bamboo yang di tekuk sedikit. Setelah itu, kita mulai dengan penyemenan kepala hingga merata dan dikeringkan.  Selanjutnya kita jahit bahan dengan ukuran ondel-ondel yang telah jadi. Walau bagaimanapun dalam berkarya kami masih penuh dengan keterbatasan, perlu kepanjangan tangan berbagai pihak yang turut menunjang karya-karya seni arsitektur Betawi kedepan.

 Pauzi, Jl. H. Syatirih No. 88 RT 002 RW 03, Ulujami, 081283368411

Susu Kedelai Pesanggrahan





“Susu Kedelai Pesanggrahan” mulai eksis pada tahun 2007 dengan anggotanya sebanyak 20 orang ibu rumah tangga yang tinggal berdekatan dan mempunyai keinginan menambah penghasilan keluarga dengan membuat usaha bersama-sama. Mereka rutin menyelenggarakan pertemuan dalam rangka musyawarah untuk menentukan jenis usaha yang akan dikembangkan. Selang berjalannya waktu, akhirnya mereka bersepakat memproduksi “Susu Kedelai” secara bersama setiap harinya.

Ibu Endah, RT. 001 RW. 01, Ulujami, Telp. 021-95427718

Silat Pesanggrahan




“Silat Pesanggrahan” lahir dari keseriusan para pemuda Betawi yang tiada hentinya melatih kepekaan inderawi, mengolah kelebihan atau kelenturan anatomi tubuh. Seperti yang dilakukan oleh para pemuda Jl. Mujahidin RT. 009 RW. 04 sejak tahun 2010, secara rutin setiap minggunya berlatih silat. Pesertanya sebagian besar anak-anak SD/SMP/SMA dan sudah beberapa kali diberi kesempatan tampil pada even-even dimasyarakat untuk menampilkan “Silat Pesanggrahan” kepada publik. “Silat Pesanggrahan”  mempunyai arti “pertahanan empat” yang maknanya pertahanan empat arah mata angin yakni timur, barat, utara dan selatan. Jurus-jurus “Silat Pesanggrahan”  terkenal dengan keras, cepat, ringkas dan mengarah pada tempat-tempat yang mematikan.  Sebelum mempelajari jurus, murid biasanya mengikuti syarat penerimaan siswa yang disebut rosulan atau ngerosul; berupa tawasul disertai zikir tahlil memanjatkan doa pada Allah SWT agar dalam mempelajari beksi diberi kerido’an, kekuatan, ketabahan dan kesabaran. Dalam permain-an jurus, ada banyak melakukan hentakan kaki ke lantai dan gerakan tangan yang sangat cepat. Oleh sebab itu dianjurkan untuk melotot dan tidak berkedip dalam melihat gerak lawan. Cara belajar –mengajar : a.   Diperkenalkan jurus. Murid menirukan  disebut juga : asal tau jalan. b.   Tuntun. Latihan gerak bela yang dituntun oleh guru dengan teknik dan aplikasi jurus. c.   Sambut.  Murid tanding dengan sesama murid atau guru dengan menggunakan jurus. Secara fundamental ada 12 jurus dalam “Silat Pesanggrahan”. Silat merupakan kekayaan seni budaya bangsa yang penting artinya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan sehingga perlu adanya proses pelestarian demi memupuk kesadaran jatidiri bangsa.


Hendra Setiawan, Jl. Mujahidin RT 009 RW 04, Ulujami, 083806144092
 

Sari Buah Pesanggrahan




Kelompok UPPKA ini, usaha yang dikembangkan antara lain, bidang usaha dngan pembuatan kripik pisang kapok dan aneka sari buah-buahan.  Hasil produksi yang dihasilkan dari masing-masing jenis usaha, aneka sari buah. Berbagai hasil produksi tersebut dipasarkan oleh anggota selain di sekitar wilayah Jakarta Selatan, juga telah menjangkau ke seluruh wilayah DKI Jakarta. Bahkan berbagai produksinya telah pula mengisi konter di berbagai pasar modern. 

Hj. Satimin, Jl. Damai No. 7 RT. 11 RW. 02, Petukangan Selatan