Senin, 29 April 2013

Silat Pesanggrahan




“Silat Pesanggrahan” lahir dari keseriusan para pemuda Betawi yang tiada hentinya melatih kepekaan inderawi, mengolah kelebihan atau kelenturan anatomi tubuh. Seperti yang dilakukan oleh para pemuda Jl. Mujahidin RT. 009 RW. 04 sejak tahun 2010, secara rutin setiap minggunya berlatih silat. Pesertanya sebagian besar anak-anak SD/SMP/SMA dan sudah beberapa kali diberi kesempatan tampil pada even-even dimasyarakat untuk menampilkan “Silat Pesanggrahan” kepada publik. “Silat Pesanggrahan”  mempunyai arti “pertahanan empat” yang maknanya pertahanan empat arah mata angin yakni timur, barat, utara dan selatan. Jurus-jurus “Silat Pesanggrahan”  terkenal dengan keras, cepat, ringkas dan mengarah pada tempat-tempat yang mematikan.  Sebelum mempelajari jurus, murid biasanya mengikuti syarat penerimaan siswa yang disebut rosulan atau ngerosul; berupa tawasul disertai zikir tahlil memanjatkan doa pada Allah SWT agar dalam mempelajari beksi diberi kerido’an, kekuatan, ketabahan dan kesabaran. Dalam permain-an jurus, ada banyak melakukan hentakan kaki ke lantai dan gerakan tangan yang sangat cepat. Oleh sebab itu dianjurkan untuk melotot dan tidak berkedip dalam melihat gerak lawan. Cara belajar –mengajar : a.   Diperkenalkan jurus. Murid menirukan  disebut juga : asal tau jalan. b.   Tuntun. Latihan gerak bela yang dituntun oleh guru dengan teknik dan aplikasi jurus. c.   Sambut.  Murid tanding dengan sesama murid atau guru dengan menggunakan jurus. Secara fundamental ada 12 jurus dalam “Silat Pesanggrahan”. Silat merupakan kekayaan seni budaya bangsa yang penting artinya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan sehingga perlu adanya proses pelestarian demi memupuk kesadaran jatidiri bangsa.


Hendra Setiawan, Jl. Mujahidin RT 009 RW 04, Ulujami, 083806144092
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar