“Silat Pesanggrahan” lahir dari keseriusan para pemuda Betawi
yang tiada hentinya melatih kepekaan inderawi, mengolah kelebihan atau
kelenturan anatomi tubuh. Seperti yang dilakukan oleh para pemuda Jl. Mujahidin
RT. 009 RW. 04 sejak tahun 2010, secara rutin setiap minggunya berlatih silat.
Pesertanya sebagian besar anak-anak SD/SMP/SMA dan sudah beberapa kali diberi
kesempatan tampil pada even-even dimasyarakat untuk menampilkan “Silat
Pesanggrahan” kepada publik. “Silat Pesanggrahan” mempunyai arti “pertahanan empat” yang
maknanya pertahanan empat arah mata angin yakni timur, barat, utara dan
selatan. Jurus-jurus “Silat Pesanggrahan”
terkenal dengan keras, cepat, ringkas dan mengarah pada tempat-tempat
yang mematikan. Sebelum mempelajari jurus, murid biasanya mengikuti
syarat penerimaan siswa yang disebut rosulan atau ngerosul; berupa tawasul
disertai zikir tahlil memanjatkan doa pada Allah SWT agar dalam mempelajari
beksi diberi kerido’an, kekuatan, ketabahan dan kesabaran. Dalam permain-an
jurus, ada banyak melakukan hentakan kaki ke lantai dan gerakan tangan yang
sangat cepat. Oleh sebab itu dianjurkan untuk melotot dan tidak berkedip dalam
melihat gerak lawan. Cara belajar –mengajar : a. Diperkenalkan
jurus. Murid menirukan disebut juga : asal tau jalan.
b. Tuntun. Latihan gerak bela yang dituntun oleh guru dengan
teknik dan aplikasi jurus. c. Sambut. Murid tanding
dengan sesama murid atau guru dengan menggunakan jurus. Secara fundamental ada
12 jurus dalam “Silat Pesanggrahan”. Silat merupakan kekayaan seni budaya
bangsa yang penting artinya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan
sehingga perlu adanya proses pelestarian demi memupuk kesadaran jatidiri
bangsa.
Hendra Setiawan, Jl. Mujahidin RT 009 RW 04, Ulujami, 083806144092
Tidak ada komentar:
Posting Komentar