Topeng Blantek merupakan
teater Betawi yang pernah tumbuh dan berkembang pada jamannya, berfungsi
sebagai sarana komunikasi tradisional dalam rangka penebaran agama Islam di
masa lalu. Topeng Blantek berkembang dan disebarluaskan oleh para pedagang
keliling jaman dahulu, sambil menunggu pagi dan dagangannya laku, mereka
bercerita diantara sundung (alat pembawa barang dagangan terbuat dari bambu) dan
obor (alat penerang/pencahayaan). Di tahun 1970-an, Topeng Blantek sangat
berperan dalam mensosialisasikan program-program pembangunan. Tahun 1990-an
mulailah dilakukan penelitian yang dilanjutkan dengan workshop/festival Topeng
Blantek I pada tahun 1993-1994 oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta,
Lembaga Kebudayaan Betawi, dan Yayasan Seni Jakarta. Namun, setelah kegiatan
tersebut, Topeng Blantek bernasib “bagai daun terhempas angin”. Satu-satu
Grup/Sanggar Seni Topeng Blantek “rontok - berguguran” karena tidak adanya
pembinaan, pengembangan, pelestarian, dan pemanfaatan yang konsisten terhadap
keberadaan Topeng Blantek. Kini, Topeng Blantek “di anak – tirikan” di tanah
kelahirannya sendiri
Nasir Mupid, Jl. Ciledug Raya
No. 88 RT 002 RW 03, Ulujami, 02141795339
Tidak ada komentar:
Posting Komentar